Kunker ke Kapuas, Ada Kabar Gembira Untuk Petani Ikan dan Sawit
Ketua Komisi II DPRD Jerry Lumenta
sentral14.id Kotabaru, Kalsel-
Komisi II DPRD melakukan kunjungan kerja ke Kapuas Kalteng.
Ketua Komisi II DPRD Jerry Lumenta
di ruang kerjanya, Senin (30/09/2019) membeberkan, ada dua dinas yang dikunjungi yaitu; Dinas Perikanan dan Dinas Perkebunan.
Di Dinas Perikanan dibahas terkait budidaya ikan air tawar dengan teknologi terbaru dan arah pemasarannya.
Sedangkan di Dinas Perkebunan dibahas tentang anjloknya harga TBS sawit yang berakibat pada petani sawit merugi serta solusinya.
Dijelaskan Jerry, hal yang melatarbelakangi bahasan terkait budi daya ikan air tawar adalah untuk memperluas lapangan kerja masyarakat.
"Sementara di kotabaru hanya perikanan laut. Kita coba kembangkan perikanan air tawar,"ujarnya.
Dikemukakan Jerry, saat ini banyak teknologi terbaru pengembangan ikan tawar di antaranya kolam bioflok.
"Kolam jenis ini paling bagus diterapkan di dalam kota. Atau kolam sejenis, hanya lokasi kecil pakai terpal 1 meter bisa budidaya ikan sampai 300 ekor,"imbuhya.
Di kapuas, katanya, banyak dikembangkan ikan patin dan nila. "Ini juga yang akan dikembangkan di kotabaru,"harapnya.
Apakah nanti ada bantuan?
Dicontohkan di Kapuas, ada bantuan pengembangan ikan untuk pondok pesantren.
"Semua berhasil,"katanya.
"Di Kotabaru nanti kita bantu melalui dana APBD atau bisa juga CSR perusahaan. Melalui UKM bisa dikembangkan. Tapi kita harus kaji dulu dengan Dinas Perikanan,"katanya.
Lebih lanjut Jerry memaparkan, ikan pepuyu, gabus, dan ada ikan seperti gabus, bagus dikembangkan.
"Ikan seperti gabus itu apabila PH-nya di atas 7 mirip seperti gabus. Harganya lebih tinggi dari ikan gabus,"ujarnya.
Masalah harga sawit bagaimana?
"Harga pasar dunia memang turun, tapi di Kalteng harganya bagus,"ujar Jerry
Solusinya, tambah Jerry, Dinas Perkebunan Kapuas melakukan rapat koordinasi di antaranya dengan apkasindo, GAPSI, mereka duduk bersama.
Di sana (dengan Dinas Perkebunan Kapuas) Jerry menyampaikan bahwa pihak Koperasi (KKPA) dan plasma tidak ada masalah.
Yang jadi masalah adalah di petani mandiri yang hanya memiliki lahan 1 hektar, harga hanya 400/kilo. Tidak sesuai dengan biaya produksi.
"Ini yang mau kita tingkatkan di Kotabaru. 30 persen warga kita adalah petani sawit. Di daratan Kalimantan (Kelumpang Hampang, Pamukan) dan di Pulau Laut warganya sudah usaha sawit, kalau kita tidak backup bagaimana?"ucap Jerry
Formulanya menurut Jerry, intinya koordinasi semua pihak, organisasi sawit, dan pihak koperasi.
"Saya tekankan kita membuat perda niaga, perda ini yang akan kita godok.
Kalau perdanya sudah ada walaupun harga sawit turun, harga sawit ke petani mandiri tidak drastis turunnya,"tukas Jerry.
Ke depan, lanjut Jerry, "Kalau perda itu jadi, koperasi yang bermitra dengan perusahaan. Untuk petani mandiri akan bermitra dengan dengan koperasi. Koperasi ada juga pengumpul. Pengumpul cuma bisa mengambil untung 10 persen, kalau lebih, koperasi akan mencabut ijin para pengumpul itu.
Ini perda yang akan digodok.
Perda niaga dan angkutan buah sawit,"pungkasnya.
(IHa)
sentral14.id Kotabaru, Kalsel-
Komisi II DPRD melakukan kunjungan kerja ke Kapuas Kalteng.
Ketua Komisi II DPRD Jerry Lumenta
di ruang kerjanya, Senin (30/09/2019) membeberkan, ada dua dinas yang dikunjungi yaitu; Dinas Perikanan dan Dinas Perkebunan.
Di Dinas Perikanan dibahas terkait budidaya ikan air tawar dengan teknologi terbaru dan arah pemasarannya.
Sedangkan di Dinas Perkebunan dibahas tentang anjloknya harga TBS sawit yang berakibat pada petani sawit merugi serta solusinya.
Dijelaskan Jerry, hal yang melatarbelakangi bahasan terkait budi daya ikan air tawar adalah untuk memperluas lapangan kerja masyarakat.
"Sementara di kotabaru hanya perikanan laut. Kita coba kembangkan perikanan air tawar,"ujarnya.
Dikemukakan Jerry, saat ini banyak teknologi terbaru pengembangan ikan tawar di antaranya kolam bioflok.
"Kolam jenis ini paling bagus diterapkan di dalam kota. Atau kolam sejenis, hanya lokasi kecil pakai terpal 1 meter bisa budidaya ikan sampai 300 ekor,"imbuhya.
Di kapuas, katanya, banyak dikembangkan ikan patin dan nila. "Ini juga yang akan dikembangkan di kotabaru,"harapnya.
Apakah nanti ada bantuan?
Dicontohkan di Kapuas, ada bantuan pengembangan ikan untuk pondok pesantren.
"Semua berhasil,"katanya.
"Di Kotabaru nanti kita bantu melalui dana APBD atau bisa juga CSR perusahaan. Melalui UKM bisa dikembangkan. Tapi kita harus kaji dulu dengan Dinas Perikanan,"katanya.
Lebih lanjut Jerry memaparkan, ikan pepuyu, gabus, dan ada ikan seperti gabus, bagus dikembangkan.
"Ikan seperti gabus itu apabila PH-nya di atas 7 mirip seperti gabus. Harganya lebih tinggi dari ikan gabus,"ujarnya.
Masalah harga sawit bagaimana?
"Harga pasar dunia memang turun, tapi di Kalteng harganya bagus,"ujar Jerry
Solusinya, tambah Jerry, Dinas Perkebunan Kapuas melakukan rapat koordinasi di antaranya dengan apkasindo, GAPSI, mereka duduk bersama.
Di sana (dengan Dinas Perkebunan Kapuas) Jerry menyampaikan bahwa pihak Koperasi (KKPA) dan plasma tidak ada masalah.
Yang jadi masalah adalah di petani mandiri yang hanya memiliki lahan 1 hektar, harga hanya 400/kilo. Tidak sesuai dengan biaya produksi.
"Ini yang mau kita tingkatkan di Kotabaru. 30 persen warga kita adalah petani sawit. Di daratan Kalimantan (Kelumpang Hampang, Pamukan) dan di Pulau Laut warganya sudah usaha sawit, kalau kita tidak backup bagaimana?"ucap Jerry
Formulanya menurut Jerry, intinya koordinasi semua pihak, organisasi sawit, dan pihak koperasi.
"Saya tekankan kita membuat perda niaga, perda ini yang akan kita godok.
Kalau perdanya sudah ada walaupun harga sawit turun, harga sawit ke petani mandiri tidak drastis turunnya,"tukas Jerry.
Ke depan, lanjut Jerry, "Kalau perda itu jadi, koperasi yang bermitra dengan perusahaan. Untuk petani mandiri akan bermitra dengan dengan koperasi. Koperasi ada juga pengumpul. Pengumpul cuma bisa mengambil untung 10 persen, kalau lebih, koperasi akan mencabut ijin para pengumpul itu.
Ini perda yang akan digodok.
Perda niaga dan angkutan buah sawit,"pungkasnya.
(IHa)
0 Response to "Kunker ke Kapuas, Ada Kabar Gembira Untuk Petani Ikan dan Sawit"
Posting Komentar